Jumat, 11 November 2011

Muliati Abbas: Menghitung Uang




Tugas yang diamanahkan kepada Muliati Abbas SE MSi, selaku salah seorang staf keuangan pembantu bendahara Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Penempatan pada bidang tugas itu menjadikan wanita kelahiran 1965 ini, setiap hari menghitung uang yang akan dikeluarkan, guna membiayai program-program kegiatan Kopertis, termasuk di antaranya, kalau ada pelatihan atau workshop dan sejenisnya.

Deraan Kemiskinan Memilih Jadi Urbanis




Ketidakmampuan menahan dahsyatnya deraan kemiskinan di desa, menjadikan para urbanis itu memilih masuk kota. Di kota pun mereka menjadi massa pinggiran. Keterpaksaan menyerbu kota semata hanya bertahan hidup. Keterampilan yang nyaris tidak dimiliki, membuat urbanis itu, terdampar mencari hidup pada sektor informal di sudut-sudut kota.

Ismail Mokoagow: Penjaga Peradaban Masyarakat




Cita-cita sejak kecil bagi Ismail Mokoagow, SE, M.Si seorang DPK STIE Widya Dharma Kotamobagu, ingin menjadi seorang guru. Mengapai impian itu, dia lanjut studi pada Sekolah Guru Olahraga (SGO). Beberapa kali ikut tes CPNS, setelah tamat SGO, tetapi nasib baik belum berpihak pada dirinya, maka dia memilih melanjutkan jenjang studi ilmu ekonomi di Universitas Dumoga Kotamubagu.

25 Dosen Terima Satyalencana Karya Satya



FOTO BERSAMA. Sejumlah dosen di lingkungan Kopertis IX Sulawesi foto bersama Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof Dr HM Basri Welo MS seusai upacara peringatan HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI, di Halaman Upacara Kantor Kopertis IX Sulawesi Jl Bung Km9, Makassar, 17 agustus 2011. (Foto: Humas Kopertis IX Sulawesi/ Wahab)

Lismayana : Mengenal Budaya Papua

Sekitar 50 persen mahasiswa berasal dari wilayah ujung timur republik ini. Para mahasiwa asal Papua Barat ini, setiap hari akan terlihat di pelataran fakultas melakukan interaksi dengan ciri khas rambut keriting dan kulit hitam. Kehadiran para mahasiswa tersebut , sehingga pengenalan budaya mereka secara perlahan kami memahaminya. Demikian ditegaskan Dekan FISIP Universitas Indonesia Timur (UIT), Lismayana SSos MSi.

Dra. Helena Palijama. M.Si: Bahagia Terima Satyalencana

Penyerahan Satyalencana Karya Satya 20 tahun membuat saya senang dan bahagia. Dua puluh tahun mengabdi selaku dosen hingga pemerintah memberi perhatian dan kepedulian.

Demikian ditegaskan DPK AMP API Makassar, Dra. Helena Palijama, M.Si usai menerima satyalencana dari Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Muhammad Basri Wello, MA di halaman kantor Kopertis IX Sulawesi, Rabu, 17 Agustus 2011.

Helena memulai jadi dosen sejak 1987. Merampungkan studi S1 di STIKI Makassar dan S2 di PPs Unhas. Wanita kelahiran Saparua 16 Juni 1956 ini, mengaku menjadi punya tantangan tersendiri.

Profesi dosen katanya, membuat setiap saat harus menambah pengetahuan dan keterampilan. Menghadapi mahasiswa maka persiapan materi pengajaran harus dilakukan sejak dini. (yahya)

Dra.Hj. Fatmawati, M.Si : Senang Terima Penghargaan

Penghargaan Satyalencana Karya Satya dari pemerintah untuk pengabdian 10 tahun dengan senang hati kami terima. Lencana itu sekaligus memotivasi untuk lebih profesional dan serius menjalankan tugas mengajar dan mencerdaskan anak-anak bangsa. Demikian ditegaskan DPK FISIP Unismuh Makassar, Dra.Hj. Fatmawati, M.Si

Menjadi dosen katanya menuntut kesiapan materi sebelum menghadapi mahasiswa di dalam kelas. Perubahan zaman dengan kemajuan teknologi informasi sehingga mahasiswa yang kreatif an kuat mencari informasi terbaru, memiliki wawasan dan pengetahuan baru.

Kenyataan demikian menjadikan seorang dosen kata kandidat doktor kebijakan public PPs Universitas Negeri Makassar, harus mengimbangi dengan belajar sepanjang waktu, katanya.

Wanita kelahiran Watampone 1966, merampungkan studi S1 antropologi Unhas 1985, S2 PPLH 1996. Kini menjadi Ketua Prodi IKS FISIP Unismuh Makassar. (yahya)

Syahruddin, S.Pd, M.Pd : Lega Terima Satyalencana

Saat penerimaan Satyalencana Karya Satya 10 tahun mengabdi selaku dosen, perasaan hati sangat lega dan senang. Satu dasawarsa mengabdi selaku dosen, oleh pemerintah dihargai dan diperhatikan. Demikian dikatakan, DPK STKIP YAPIM Maros, Syahruddin, S.Pd, M.Pd.

Profesi dosen ungkap pria kelahiran Bone, 30 Juni 1974 ini, menuntut harus menyajikan pengetahuan terbaru kepada para mahasiswa. Dosen juga bertugas untuk mencerdaskan mahasiswa yang menjadi harapan masa depan bangsa.

Wakil Ketua I STKIP YAPIM Maros ini sebelumnya adalah guru SMP Negeri 18 Makassar sejak 1998 dan mulai 2001 beralih menjadi dosen. Merampungkan studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia di IKIP Ujungpandang serta magister pendidikan bahasa di PPs Universitas Negeri Makassar. Kini sedang merampungkan studi S3 linguistik di PPs Universitas Hasanuddin. Pernah ikun sandwich di salah satu universitas di Amerika Serikat. (yahya)

Prof.Dr.H.Muhammad Basri D, M.Hum : Kepedulian dan Perhatian Pemerintah

Kurun waktu tiga dasawarsa lebih bagi Prof.Dr.H.Muhammad Basri D, M.Hum telah dijalani, selaku seorang dosen. Kariernya itu dimulai di ABA UMI Makassar, setelah merampungkan studi ilmu pendidikan bahasa di IKIP Ujungpandang. Profesi dosen kata Guru Besar Fakultas Sastera, Ilmu Komunikasi dan ABA UMI Makassar, telah menjadi cita-cita sejak kecil di kampung leluhurnya Soppeng.

Menggapai cita-cita itu dia masuk IKIP , rupanya takdir dan kehendak Allah SWT memihak kepadanya, pria kelahiran Soppeng, 14 Juli 1956 diterima mengajar di UMI Makassar dan sampai kini, telah meraih posisi puncak pengabdian seorang guru dengan menjadi guru besar.

Ketekunan, kesabaran dan keihlasan meniti karier selaku pengajar, sehingga pemerintah lewat Presiden Republik Indonesai, Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan penghormatan, Satyalencana Karya Satya 30 tahun, diserahkan bertepatan peringatan HUT Kemerdekaan RI di halaman kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, oleh Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Muhammad Basri Wello, MA.

Penghargaan diberikan oleh negara menurut Basri, disyukuri karena merupakan bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah kepada para dosen. Mengajar katanya, merupakan sebuah seni tersendiri, butuh cara dan strategi tersendiri menghadapi begitu beragam karakter mahasiswa di dalam kelas. (yahya)

Drs.H.Muh Natsir Mahmud, M.Si : MagisterTuntutan dan Kebutuhan

Animo masyarakat lanjut studi S2 termasuk cukup tinggi. Sejak kampus mulai beroperasi peminat melonjak dan datang dari berbagi daerah, malah ada dari luar pulau Sulawesi.

Tingginya peminat tersebut memberi indikasi jenjang studi magister telah menjadi sebuah tuntutan dan kebutuhan pada tempat kerja calon mahasiswa, guna meniti karier yang lebih baik. Demikian ditegaskan Ketua Prodi Administrasi Pemerintahan Daerah PPs Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, Drs.H.Muh Natsir Mahmud, M.Si.

Daerah asal mahasiswa itu mencakup dari Ternate, Kalimantan Timur, Kendari, Sulawesi Barat. Para mahasiswa itu sekali seminggu datang ke kampus di Makassar mengikuti proses perkuliahan sesuai dengan kurikulum dan pembelajaran, kata magister administrasi pembangunan PPs Unhas ini.

Kampus memberi sejumlah kemudahan, mahasiswadari luar Makassar, disiapkan penginapan di kampus secara gratis serta kemudahan lainnya, agar mereka dapat mengikuti proses perkuliahan dari dosen dengan kualifikasi S3 dan Guru Besar, tandas mantan Dekan FISIP UIT Makassar ini.

Civitas akademika saat ini sedang mempersiapkan akreditasi dari BAN-PT, target dapat meraih nilai B, agar secepatnya diusulkan untuk membuka program S3, kata Natsir. (yahya)

Prof.Dr.H.Ahmad Musseng, SE, M.Si: Memburu Kualitas Pembelajaran

Trend peminat lanjut S2 tahun-tahun terakhir ini semakin meningkat. Kondisi demikian disebabkan kesadaran masyarakat lanjut studi semakin tinggi. Selain itu kebijakan pemerintah mewajibkan tenaga dosen harus bergelar S2, semakin mendorong banyaknya peminat lanjut S2. Demikian ditegaskan Direktur PPs STIE YPUP Makassar, Prof.Dr.Ahmad Musseng, SE, M.Si.

Mahasiswa aktif saat ini berjumlah 685 orang mereka ini berasal dari berbagai kalangan profesi termasuk ada mahasiswa murni. Memburu kualitas pembelajaran senantiasa menjadi skala prioritas, guna menghasilkan alumni berkualitas dan berdaya saing. Dosen mengajar hampir semunya berlatar S3 dan Guru Besar. Kebijakan itu merupakan tuntutan dari UU Guru dan Dosen.

Membuka pasca tandas DTY Guru Besar STIE YPUP, memenuhi desakan dan tuntutan dari masyarakat terutama dari alumni STIE YPUP yang jumlahnya ribuan orang telah meyebar meniti karier dan profesi pada instansi negeri dan swasta.
Kebijakan kampus terus melakukan pembenahan. Ruangan perkuliahan dilengkapi dengan sarana teknologi informasi, kurikulum disesuaikan dengan perkembangan serta tenaga dosen yang mengajar sesuai aturan yang ada, katanya.

Rasio dosen dan mahasiswa tandas doktor ekonomi PPs Unhas ini, senantiasa mendapat perhatian. Mahasiswa yang diterima setiap tahun disesuaikan dengan alumni serta kapasitas dosen yang dimiliki, tegasnya seraya menambahkan, proses pembelajaran terus diupayakan sesuai dengan regulasi yang ada, agar tidak membawa risiko di kemudian hari, katanya. (yahya)

Editorial : Kuantitas dan Kualitas Pascasarjana

Kurun waktu yang panjang kampus pengelola program pascasarjana masih dapat dihitung dengan jari sebelah tangan. Khusus di Kawasan Timur Indonesia, rujukan dan tujuan utama melanjutkan jenjang studi S2 dan S3 adalah ke kampus negeri yakni, Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makassar. Para dosen yang ingin lanjut studi memilih dua kampus itu. Jika berasal dari latar kependidikan maka pilihannya ke UNM sebaliknya kalau non pendidikan memilih ke Unhas.

Kenyataan demikian berlangsung dalam kurun waktu lama, sampai kemudian beberapa kampus PTS memulai merintis membuka PPs. Pembukaan PPs di jajaran kampus PTS dipelopori oleh Universitas Muslim Makassar, kemudian diikuti beberapa kampus lainnya di antaranya STIEM Bongaya, Unismuh Makassar, STIE YPUP dan menyusul kampus PTS lainnya yang menyebar di beberapa tempat di Pulau Sulawesi.

Membuka PPs telah menjadi tuntutan dan kebutuhan dari masyarakat. Kebijakan pemerintah tentang dosen misalnya, mengharuskan jenjang pendidikan kualifikasi S2 baru dapat berdiri mengajar di ruangan untuk mahasiswa jenjang S1. Demikian halnya dosen berkualifikasi S3 baru dapat mengajar mahasiswa di jenjang S2.

Kebijakan pemerintah demikian itu, kemudian pendidikan S2 menjadi sebuah kebutuhan utama dan mendasar. Pada sisi lain, pengelolaan perguruan tinggi juga menuntut kualifikasi dosen harus S2. Prodi yang mengajukan perpanjangan izin operasional, salah satu syarat harus dipenuhi, minimal memiliki tenaga pengajar berkualifikasi S2 dengan bidang ilmu sesuai prodi yang mengajukan perpanjangan izin.

Kondisi kekinian, mencari institusi pengelola PPs sudah tidak sulit lagi malah telah menyebar di beberapa tempat laksana jamur di musim hujan. Masyarakat disajikan pilihan sesuai dengan keinginan dan kompetensi keilmuan yang ingin dikembangkan.
Di tengah marak dan ramainya pembukaan PPs, pada praktek dan proses pengelolaan ada di antaranya memilih memburu kuantitas daripada kualitas.

Kenyataan demikian dapat di amati dari begitu mudah dan gampangnya seorang mahasiswa PPs merampungkan studi, asalkan telah memenuhi syarat adminstrasi telah membayar segala syarat itu, maka dengan mudah ijazah magister keluar, tanpa memperhatikan lagi, proses pembelajaran secara baik dan benar. Sepertinya mengikuti perkuliahan tatap muka di hadapan kelas dengan dosen berkualifikasi S3.

Proses penelitian dalam penulisan tesis, sesuai kaidah dan tradisi akademik yang baku. Demikian halnya proses ujian tesis yang memang sesuai dengan standar akademik.
Pengelolaan PPs di jajaran PTS, seharusnya mengedepankan kualitas pada proses pembelajaran dengan tetap berada pada jalan lurus dan benar. Sebab kalau ada yang tidak sesuai regulasi, akan berdampak pada alumni yang dihasilkan.

Para alumni itu tentunya kurang memiliki daya saing. Mereka itu ketika berhadapan pada kompetisi kehidupan yang sangat keras, akan sulit eksis dan menjadi pemenang dalam pertarungan dan persaingan kehidupan yang kencang. ***

Prof.Dr.H.A.Rasyid Pananrangi, M.Pd: Memotivasi Dosen Muda

Impian puncak seorang dosen adalah menggapai predikat Guru Besar. Bagi Prof.Dr.H.A.Rasyid Pananrangi, M.Pd, cita-citanya itu sudah terwujud. DPK pada STKIP Muhammadiyah Bone ini meraih predikat profesor bidang pendidikan pada Juni 2009.

Pria kelahiran Balle Bone, 1956 ini sudah puluhan tahun melakoni profesi dosen dengan segala suka dan dukanya. Sukanya berinteraksi dan berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat.

Profesi dosen itu pula mengantar dirinya menjadi salah seorang legislator DPRD Kabupaten Bone pada Pemilu 1992 dan 1999 dari Partai Golkar , ketika regulasi politik untuk CPNS masuk politik praktis belum terlalu seketat di era reformasi.

Kini doktor ilmu pendidikan PPs Universitas Negeri Makassar (UNM) 2008 ini, satu-satu DPK bergelar Guru Besar yang ada di Bone. Predikat itu katanya, sehingga setiap saat memotivasi dan membuka jalan bagi dosen-dosen muda untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, kata magister pendidikan PPs UNM 2003 ini.

Sosok dosen katanya, senantiasa memberi pencerahan bagi masyarakat dari zaman ke zaman. Penuh ketulusan dan ketabahan mendidik dan mencerdaskan anak-anak bangsa. Menjadi dosen telah menjadi cita-cita masa kecil, ungkap Rasyid. (yahya)

Syaiful Kasim Perluas Jaringan Pertemanan

Ikut pelatihan jurnalistik diselenggarakan Kopertis IX di Makassar, menambah jaringan dan memperluas pertemanan. Pertemuan dan interaksi dengan utusan dari kampus PTS se- Sulawesi, tentu memperbanyak kenalan. Demikian dikatakan, Syaiful Kasim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lakidende Unaaha Sulawesi Tenggara.

Ipul panggilan akrabnya, termasuk masiswa yang sudah memiliki jaringan di internal dan eksternal kampus. Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Hukum Universitas Lakidende 2011-2012. Aktifis PMII Cabang Konawe. Di luar kampus pria kelahiran Ujung Pandang, 23 Februari 1980, juga aktifis partai dengan menjadi Ketua DPC Partai Nahdatul Ummah Indonesia (PNUI) Konawe. Selain itu dia juga adalah pebisnis yang mulai merintis usahanya.

Walau disibukkan dengan beragam aktifitas, tetapi mahasiswa semester II ini, tetap memberi prioritas untuk segera merampungkan jenjang studi di kampus. Materi yang diperoleh selama pelatihan menjadi modal melangkah mengarungi hari-hari panjang di kampus dan setelah meninggalkan kampus kelak, tegasnya. (haslan)

Irwinda Syahid : Padukan Kuliah dan Kerja

Mahasiswa prodi manajemen sumber daya manusia STIE 66 Kendari, Irwinda Syahid termasuk salah seorang sosok yang dapat memadukan dua dunia, yakni antara kampus dan kerja.

Wanita kelahiran Kendari 24 Mei 1989 ini, sehari-hari juga bekerja selaku staf pada perusahaan swasta di kotanya. Selain itu dia juga menjadi tenaga honorer pada Sekretariat Kabupaten Bombana.

Kuliah rutin di kampusnya juga tetap dia jalani, sambil aktif pada organisasi kampus. Walau disibukkan dengan kerja dan kampus, cewek ini masih tetap ada waktunya ikut pemilihan super modal di Kendari.

Pada setiap lomba foto model, alumni SMA Kendari 2007 ini, pernah menyabet predikat selaku the best off teh best pada lomba super model, kata salah seorang peserta pelatihan jurnalistik diselenggarakan Kopertis Wilayah IX Sulawesi ini. (amiruddin)

Asih Purnamasari Panggilan Jiwa

Bagi cewek manis ini, organisasi kampus adalah panggilan jiwa. Hoby berorganisasi sekaligus membuka jalan lebih banyak melakukan interaksi dengan berbagai orang dengan beragam latar belakang yang dimiliki. Demikian ditegaskan mahasiswa AMIK Makassar, Asih Purnamasari

Organisasi kampus tandas wanita yang lahir 24 tahun lalu, memberi pendidikan dan pengalaman sangat bermanfaat, dan sekaligus menjadi modal ketika harus bersentuhan langsung dengan masyarakat, setelah merampungkan jenjang studi di kampus.

Wanita yang memilih jurusan manajemen informatika dan komputer ini, mendambakan, sukses meniti jenjang studi sekaligus akan menjadi keterampilan utama guna memasuki dunia nyata dan dunia kerja di tengah masyarakat dengan tingkat persaingan sangat ketat, kata salah seorang peserta pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan Kopertis Wilayah IX Sulawesi akhir Mei 2011. (asyir)

FISIP Universitas Gorontalo Dipimpin Robby Hunawa

Cita-cita masa kecil Dekan FISIP Universitas Gorontalo (UG), Robby Hunawa, S.Ip, M.Si ingin menjadi seorang diplomat karier. Usai menyelesaikan studi SMA, pria kelahiran Irian Jaya 18 Juli 1973, memilih kuliah prodi Hubungan Internasional (HI) FISIP Universitas Hasanuddin.

Setelah merampungkan studi sarjana HI , perjalanan waktu malah membelokkan impiannya dari cita awal menjadi seorang diplomat menjadi dosen. Dia diterima menjadi dosen Universitas Gorontalo sejak 2001. Profesi dosen kata mantan PD III FISIP UG, sekaligus melanjutkan dan mewarisi profesi orang tua, seorang guru di pedalaman Irian Jaya pasca Pepera tahun 1960-an.

Realitas kehidupan yang dilakoni saat ini, sepertinya telah menjadi panggilan hati nurani. Profesi itu tandas mantan PD I UG, dijalani dengan penuh keihlasan, ketulusan mengabdi untuk mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

‘’Hati sangat bahagia ketika kebetulan berjumpa alumni yang sukses pada profesi di tempat tugasnya. Alumni itu menyatakan, kalau dirinya adalah mahasiswa di kampus ‘’ kata Robby seraya menambahkan, sulit menggambarkan kebahagian ketika bertemu kondisi demikian, tandas Magister Pengembangan Wilayah PPs Universitas Sam Ratulangi Manado ini. (yahya)

Reuni Alumni Pelatihan Jurnalistik Buka Puasa di UNSAT

Alumni peserta pelatihan jurnalistik yang tinggal di Makassar, Rabu, 10 Agustus 2011 menggelar reuni alumni di kampus Universitas Satria sekaligus turut serta dalam buka puasa bersama yang digelar civitas akademika Universitas Satria di Jl. Veteran Selatan Makassar.

Pertemuan seringkali dilakukan dan rencana akan digelar buka puasa bersama sekalian saling ketemu dengan pemateri dan panitia pelatihan, kata Kordinator Kegiatan, Husman. Pertemuan sesama alumni terutama yang kuliah di Makassar, tegas Ketu BEM Tehnik Universitas Sawerigading, sering dilakukan, katanya.

Ketika buka puasa di kampus Satria, para alumni sempat ketemu dengan salah seorang pemateri pelatihan, Drs.Muhammad Yahya Mustafa, M.Si yang juga dosen luar biasa di Fakultas Sospol Unsat ini. (burhanuddin)

BEM Tehnik Komputer UIT Makassar GelaPelatihan Office 2007

BEM Teknik Informatika Komputer Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, menggelar pelatihan Office 2007, Kamis (28/7) di Padanglampe Pangkep. Sebanyaknya 80 siswa Madrasah Aliyah yang jadi peserta dalam pelatihan tersebut, juga turut hadir kepala sekolahnya.

Materi yang diajarkan, aplikasi Word 2007, Exel dan Power Point dengan pemateri dari kalangan pengurus BEM. Menurut ketua BEM Laode, kegiatan ini bermanfaat bagi kalangan siswa dimana mereka diberi keterampilan dalam bidang komputer dan respon dari siswa sangat antusias. “ ini juga membantu siswa agar lebih terampil menggunakan teknologi yang sekarang ini jamannya teknologi, tambahnya”. (hasanuddin)

Institut Teknologi Minaesa Gelar Aplikasi Teknologi

Salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dari civitas akademika kampus adalah melakukan aplikasi teknologi pada penangkapan dan pengelolaan ikan dan hasil tangkapan laut lainnya. Pola demikian cukup mmbantu nelayan dalam percetapan peningkan ekonomi keluarga nelayan.

Demikian ditegaskan Kepala Lembaganga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Institut Teknologi Minaesa, Ir. James Tumbal, M.Si didampingi salah seorang dosen, Ir. John Bawotony, M.Si.

Kampus yang terletak di Tomohon ini membina lima prodi yakni, tehnik elektro, arsitektur, tehnik industri, tehnik kelautan dan tehnik komputer. Dosen yang mengajar 13 orang, 3 orang di antaranya adalah DPK dan sisanya adalah DTY. (wahab)

Universitas Satria Makassar Terima 600 Maba

Tahun ajaran 2011/2012 kampus akan menerima paling sedikit 600 mahasiswa baru. Target itu disesuaikan daya tampung kampus serta rasio dosen yang dimilki. Sampai dengan akhir Agustus 2011 jumlah masiswa yang mengembalikan formulir mencapai sekitar 300 orang. Sebelumnya sudah sangat banyak formulir terbagi. Demikian ditegaskan Ketua Panitia Penerimaan Maba 2011 Universitas Satria (UNSAT) Makassar, H. Yunus Idiy, SH, MH di ruang kerjanya, Minggu, 6 Agustus 2011.

Mencapai target angka itu menurut dekan Fakultas Hukum UNSAT Makassar ini, panitia telah melakukan promosi dan sosialisasi ke sekolah-sekolah SLTA di beberapa kabupaten dan kota se-Sulsel. Selain itu juga menggunakan media massa memprosikan kampus.

Beberapa kali informasi kampus ditayangkan di TVRI Makassar, RRI Makassar dan media cetak lainnya. Promosi lewat media massa, semakin memperluas informasi kampus ke masyarakat yang tinggal di pelosok Sulsel, tandas kandidat doktor ilmu hukum, PPs Unhas ini.

Kampus lewat kepemimpinan Rektor, Dra.Rosmawaty N. Bachtiar, M.Hum, terus melakukan pembenahan fisik, saat ini sedang dirintis secara bertahap pembangunan kampus berlantai tujuh. Pelatakan batu pertama sudah dilakukan beberapa bulan lalu dan dihadiri Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Muhammad Basri Wello, MA.

Selain menata sarana dan prasarana fisik, rektor juga terus mendorong para dosen untuk melanjutkan studi ke jenjang S3. Kerjasama dengan luar negeri juga dirintis dengan kampus yang ada di Taiwan dan Malaysia. ‘’ Bakal ada pertukaran dosen di antara kedua kampus di luar negeri tersebut ‘’ kata Yunus seraya menambahkan, kerjasama kampus luar negeri sekaligus memberi isyarat kalau UNSAT segera memasuki era kampus global, tegasnya. (wahab-yahya)

Anwar Ramli Kembali Pimpin STIMI YAPMI Makassar

Dr.Anwar Ramli, SE, M.Si kembali memimpin STIMI YAPMI Makassar periode kedua 2011-1015. Pelantikan ketua baru ini dilaksanakan, 18 Agustus 2011 di Rumah Makan Marimar sekaligus buka puasa bersama.

Turut hadir Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Muhammad Basri Wello, MA, Rektor Universitas Indonesia Timur, Prof.Dr.Baso Amang, SE, M.Si, Ketua STIE PI Indonesia, Prof.Dr.H. Andi Monoarfah, SE, M.Si serta para civitas akademika lainnya.

Basri Wello dalam sambutannya mengatakan, pengelolaan kampus harus memperhatikan, aspek normatif memiliki akta terdaftar pada Dephukham, memiliki izin operasional yang masih berlaku serta memperhatikan tuntutan pasar akreditasi BAN PT.

Anwar Ramli pada sambutan singkat mengatakan, periode pertama berhasil mendapat legitimasi akreditasi prodi dari BAN-PT dengan nilai C. Periode kedua ini bertekad bersama seluruh jajaran civitas akademika untuk meningkatkan nilai akreditasi itu menjadi B atau A. (wahab-yahya)

STIKES IST BUTON Praktikum di Kedokteran Unhas

Sedikitnya 140 mahasiswa semester 2 keperawatan STIKES IST Buton mengikuti program praktikum di kampus Fakultas Kedokteran Unhas . Selama berada di lokasi, 10-31 Juli, mahasiswa menjalani praktek bio kimia, anatomi psikologi dan kimia. Demikian ditegaskan Kordinator Praktikum, Yuyun .

Program ini katanya, wajib diikuti oleh setiap mahasiswa karena merupakan mata kuliah wajib dilulusi sebelum ikut ujian akhir penyelesaian studi. ‘’ Kedatang mahasiswa di kampus Unhas memberi wawasan dan pengetahuan baru tentang alat laboratorium serta sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki oleh kampus ‘’ tandas Yuyun yang juga ketua prodi keperawatan STIKES IST Buton ini. (yahya)

Unismuh Buton Siap Tampung 2000 Maba

Universitas Muhammadiyah Buton membuka tiga gelombang pendaftaran mahasiswa baru pada tahun akademik 2011-2012. Pada pendaftaran maba gelombang pertama Juni hingga Juli tercatat lebih dari 500 formulir yang keluar. Pendaftaran gelombang kedua hingga Agustus, sedangkan pendaftaran gelombang ketiga hingga September 2011.

"Biasanya memang pendaftar baru berdatangan pada bulan Agustus. Tahun ini, kami siap menampung maba sebanyak 2000 orang," ungkap Rektor Unismuh Drs H Syarifuddin Bone SH MSi, kepada "Cerdas", di Makassar, Rabu, 20 Juli 2011.

Unismuh Buton membuka tujuh fakultas, terdiri atas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (prodi S1 PGSD, prodi S1 Bimbingan dan Konseling, prodi S1 Pendidikan dan Sastra Indonesia), Fakultas Agama Islam (prodi S1 Pendidikan Agama Islam/Tarbiyah, dan prodi S1 Ahwal Asysyasiah/Syariah), Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik (prodi S1 Ilmu Komunikasi), Fakultas Hukum (prodi S1 Ilmu Hukum), Fakultas Ekonomi (prodi S1 Akuntansi), Fakultas Pertanian (S1 Agrobisnis), dan Fakultas Teknik (S1 Teknik Sipil).(win-wahab)

STIA Al Gazali Barru Membina 1500 Mahasiswa

Tahun ajaran berjalan 2010/2011, mahasiswa yang dibina berjumlah 1500 orang. Mereka ini memilih jenjang S1 untuk prodi administrasi negara. Tahun ajaran baru 2011/2012 telah diterima 275 maba dan seleksi penerimaan sudah dilakukan. Sekitar September 2011 tahun ajaran baru akan segera dimulai. Demikian ditegaskan Puket II STIA Al Gazali Barru, Nurliah, S.Sos, di redaksi CERDAS, 8 Agustus 2011.

Jumlah dosen mengajar mencapai 60 orang, 6 orang di antaranya berstatus DPK, sisanya adalah DTY serta Dosen Luar Biasa. Para dosen itu hampir semuanya berlatar belakang S2 atau sedang merampungkan studi S2 di beberapa kampus di Makassar.

Prodi satu-satunya yang dikelola telah meraih akreditasi B dari BAN-PT. Prestasi itu akan terus dipertahankan, malah ditargetkan untuk meraih nilai A. Rencana membuka S2 juga sejak dari dulu dilakukan, tetapi kendala sumber daya dosen berkualifikasi S3 yang belum cukup, sehingga harus menunggu lagi, tandas mahasiswa magister administrasi negara PPs Unibersitas 45 Makassar ini. (yahya)

Akper Metuari Waya Manado Gelar Pengenalan Studi

Peneriman maba tahun ajaran 2011/2012 kampus akan menggelar acara Pengenalan Program Studi pada 22-24 Agustus, diikuti 80 maba yang berhasil lolos tes seleksi. Demikian ditegaskan Direktur Akper Metuari Waya Manado, Dra. Joke Pijoh, Bsc, diredaksi CERDAS pertengahan Agustus 2011.

Selama masa pengenalan, maba akan diberikan materi tentang kurikulum selama ikut pendidikan, etika moral keperawatan serta aturan dan tata tertib mahasiswa selama jadi mahasiswa. Nara sumber dalam kegiatan itu berasal dari para dosen dan civitas akademika lainnya.

Akper Metuari Waya kata Joke termasuk cukup tua dari segi usia operasional. Dari dulu sampai kini, seluruh mahasiswa diasramakan, sehingga agak lebih mudah mengontrol pada proses pembelajaran, katanya. (yahya)

AKBID Muhammadiyah Makassar Gelar Pengenalan Studi

Akbid Muhammadiyah Makassar, Selasa, 9 Agustus 2011 menggelar Program Pengenalan Studi (PPS) . Sedikitnya 290 maba mengikuti kegiatan itu mulai dari pukul 05.30-14.00 siang. PPS dibuka oleh Ketua BPH, Drs H Muh Dahlan Yusuf.

Menurut ketua panitia PPS, Uyunul Jannah, kegitan yang dilaksanakan, meliputi evaluasi pakaian maba, senam penyegaran disertai games juga mendapat bimbingan dari pemateri para dosen

Tujuan kegiatan, ingin memberi pendidikan ataupun orientasi pengenalan kampus supaya pada saat perkuliahan mereka sudah terbiasa dan dapat menyesuaikan diri dengan dunia kampus tandas wakil sekretaris senat mahasiswa Akbid Muhammadiyah ini. (husman)

Akbid Sinar Kasih Toraja Gelar Wisuda Perdana

Akademi Kebidanan (Akbid) Sinar Kasih Tana Toraja mencatat sejarah baru dengan menggelar wisuda perdana, di kampus mereka sendiri, Sabtu, 30 Juli 2011. Alumni yang diwisuda sebanyak 169 orang.

Acara wisuda dihadiri Koordinator Kopertis IX Sulawesi Prof Dr HM Basri Wello MA, Wakil Bupati Tana Toraja Ny Adelheid Sosang SP MH, Ketua Yayasan Irman Yetty SKM MKes, Direktur Akbid Sinar Kasih dr.Zadrak Tombe SpA, serta sejumlah undangan.

Wakil Bupati Tana Toraja Adelheid Sosang mengatakan, alumni Akbid yang akan berprofesi sebagai bidan tidak perlu semuanya menjadi pegawai negeri sipil, karena mereka bisa mandiri sebagai bidan praktek.

Koordinator Kopertis IX Prof Basri Wello mengingatkan kepada para alumni Akbid bahwa IPK atau nilai yang diperoleh dalam perkuliahan bukanlah indikator utama untuk meraih sukses dalam pekerjaan dan profesi, karena kesuksesan itu ditentukan oleh banyak hal, antara lain disiplin, komunikasi yang baik, serta kematangan berpikir. (nita-win)

Ir. H. Hardi Rachman, MT : Promosi Kampus Andalkan Jaringan Alumni



Kampus-kampus yang dibina oleh Yayasan Peduli Karya Anak Bangsa Sandi Karsa Makassar, yakni Akper Sandi Karsa dan Akbid Sandi Karsa, Akademi Farmasi Sandi Karsa perkembangannya termasuk cukup luar biasa. Hanya dalam rentang waktu tujuh tahun, jumlah mahasiswa mengalami pertumbuhan sangat signifikan. Diawal mulai beroperasi 2004, jumlah mahasiswa akper 84 orang dan akbid 59 orang. Tahun ajaran 2010/2011 jumlah mahasiswa itu meningkat menjadi 2500 orang.

Ketua Yayasan Peduli Karya Anak Bangsa Sandi Karsa Makassar, Ir.H. Hardi Rachman, MT mengatakan, perintisan kampus kesehatan untuk masyarakat umum,di tahun 2003 mengalami hambatan cukup rumit. Apalagi zaman itu mendirikan institusi pendidikan tinggi kesehatan masih melewati Departemen Kesehatan. Syarat dan regulasinya termasuk agak sulit.

Semua tantangan itu, dihadapi dengan bekerja keras sambil berdoa. Saat merintis berdirinya akbid, pihaknya memburu tenaga dosen ke Pulau Jawa. Begitu sulitnya menemukan D3 Kebidanan yang S1 kesehatan, sehingga dia memasang iklan lowongan dosen di salah satu surat kabar harian di Jokyakarta

Pemburuan tenaga dosen akbid membuahkan hasil, sehingga ada beberapa orang bersedia mengajar di tahun-tahun pertama. Memasuki tahun kedua dan ketiga sudah ada tenaga dosen berasal dari Makassar dan sekitarnya.

Ide mengelola kampus kesehatan tandas DPK Fakultas Tehnik Sipil UMI Makassar ini, terkait tuntutan masyarakat akan tenaga kesehatan yang masih relatif terbatas. Peluang itu kemudian ditangkap dan merintis hadirnya institusi pendidikan tinggi kesehatan. Selain itu, dia juga memiliki pengalaman pribadi, saat lahir anak pertamanya, terpaksa harus membantu persalinan isterinya. Hal itu dijalani karena keterbatasan tenaga bidan.
Walau kampusnya saat ini di Jl. Bung Tamalanrea Makassar, berada di jalan setapak, tetapi areal kampus dengan rencana pembangunan 7 lantai termasuk representatif untuk proses pembelajaran. Pembangunan fisik kata pri kelahiran Kendari 22 Juni 1958, terus dilakukan termasuk membenahi prasarana, perpustakaan dan laboratorium

Tingginya animo mahasiswa dari tahun ke tahun, membuktikan masyarakat tetap memberi kepercayaan kepada kampus untuk mendidik anak-anak mereka. Menjaring mahasiswa tidak terlepas dari komunikasi yang dijalin dengan alumni yang telah menyebar di seluruh pelosok nusantara terutama di Kawasan Timur Indonesia.

Alumni yang telah bekerja di daerahnya, kemudian menjadi media promosi bagi almamaternya. Selain alumni, orang tua dan keluarga mahasiswa menjadi semacam media cukup efektif. ‘’Tradisi kampus selama ini saat dilaksanakan Caping Day, pihak kampus mengundang orang tua dan keluarga mahasiswa hadir kemudian dijalin silaturahmi dan komunikasi meminta saran, pendapat dan kritik terhadap kampus ‘’ tandas magister tehnik PPs Unhas ini.

Penerapan pola demikian ternyata membawa dampak cukup signifikan. Hubungan emosional yang dibangun dari awal, sehingga orang tua mahasiswa sekembali ke daerahnya, akan menyebarkan informasi kamous kepada tetangga dan relasinya.

Mahasiswa saat ini sekitar 80 persen berasal dari luar kota Makassar. Kenyataan itu kemudian mendorong pihak kampus untuk mengasramakan mahasiswi yang datang dari luar kota. Daya tampung yang masih terbatas 100 kamar sehingga yang masuk asrama jumlahnya masih kecil. Mahasiswa yang datang dari luar Sulsel merasa cukup terbantu dengan hadirnya asrama di dalam kampus, katanya.

Menjaga amanah dari masyarakat, pihak pengelola setiap saat melakukan inovasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran agar luaran yang dihasilkan memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi, saat diperhadapkan pada tantangan pasar kerja, kata magister tehnik PPs Unhas ini.

Meningkatkan kualitas proses pembelajaran ,pihak yayasan sedang merintis pembangunan rumah sakit diberi nama RS Sandi Karsa Medika. Izin operasional dan izin pembangunan sedang diurus serta syarat administrasi lainnya. Lokasi pembangunan RS itu di Jl. Abd Dg Sirua ujung Jl. AP Pettarani Makassar. Kehadiran RS dengan 8 lantai itu, bakal semakin memudahkan proses pembelajaran. RS itu kelak akan menjadi tempat praktek bagi mahasiswa.

Pengembangan kampus dilakukan secara bertahap. Pengelola mempersipkan perubahan nama untuk mempersatukan semua institusi itu menjadi Institut Kesehatan Sandi Karsa. Mewujudkan impian itu maka prodi harus ditambah, saat ini sedang berproses pada Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional, proposal pembukaan akademi keperawatan gigi serta akademi analis kimia. Setelah izin kedua prodi itu keluar, maka akan menyusul lagi diurus izin operasional prodi ilmu gizi dan psioterapi.

Dosen selaku asset utama institusi mendapat perhatian pengelolah. Setiap tahun secara bergiliran 1 orang diberi kesempatan menunaikan ibadah ke Tanah Suci Makkah serta serta 1 orang ke Kota Jerusalem. Pola pembinaan tersebut semakin meningkatkan pengabdian dan para dosen menganggap kampus adalah miliknya sendiri, ungkap Hardi. (muh yahya mustafa)

Rabu, 09 November 2011

KKN UNSA di Galesong Penyuluhan Narkoba




Mahasiswa KKN Universitas Sawerigading (UNSA) Makassar angkatan 24 di Desa Aeng Batubatu Kecamatan Galesong, Takalar, Rabu 9 Nopember 2011 menggelar penyuluhan narkoba. Kegiatan itu salah satu program KKN dilaksanakan di aula SMP Negeri 2 Galesong, dihadiri siswa SMP, Kepala Desa Aeng Batubatu, Pahlawang Maulana, Kepala SMP Negeri 2 Galesong, H.Abd Radjab Dg Sijaya, serta mahasiswa, dosen pembimbing.

Rektor UNSA Makassar diwakili, Ashar Sinilele, SH, MM, MH dalam sambutan singkat pada pembukaan acara mengemukakan, penyuluhan ini penting guna memberi pengetahuan, pemahaman dan pengetahuan kepada siswa-siswa SMP, akan bahaya narkoba bagi generasi muda.

Kades Aeng Batubatu, Pahlawang Maulana, pada sambutan pembukaan menjelaskan, penyuluhan narkoba dilaksanakan mahasiswa KKN UNSA termasuk sangat penting dan strategis.

‘’ Penyuluhan narkoba bagi siswa di Aeng Batubatu baru pertama kali diselenggarakan mahasiswa KKN ‘’ kata Pahlawang seraya menambahkan, ke depan penyuluhan bukan hanya dikalangan siswa tetapi juga dibutuhkan pada semua lapisan masyarakat, kata Pahlawang

Penyuluhan narkoba terlaksana atas kerjasama KKN UNSA dengan Badan Narkotika (BNN) Nasional Provinsi Sulawesi Selatan. Tampil selaku nara sumber, akademisi UNSA, Ma’rif, SH, MH serta penyuluhan dari BNN, Husaeni Husain. Kedua nara sumber memberikan penjelasan,dengan moderator, Hasbullah, SH, MH.

Ma’rif menegaskan, narkoba merupakan masalah global. Penanganannya, juga harus dilakukan secara terpadu dan terkordinasi. Narkoba menyerang tubuh dan merusak masa depan generasi muda, kata kandidat doktor ilmu hukum PPs Unhas ini.

Husaeni Husain dalam materinya menekankan, Sulsel dalam skala nasional, termasuk urutan ke delapan kasus pemakaian narkoba dengan urutan pertama Jawa Barat.
Anak muda yang kecanduan narkoba akhirnya membawa kondisi generasi yang hilang (lost generation). Selain itu bahaya narkoba akan membawa dampak pada penyebaran HIV/AID serta Hepatitis A dan B, akibat ganti-ganti jarum suntik narkoba, kata Husaeni. (yahya)

Selasa, 08 November 2011

Ir H Azis Rachman MM: Ingin Wujudkan Cita-cita Ayah


Namun, setelah sang ayah-Ir Awad Rachman BRE MRE-meninggal dunia pada 2002, Azis Rachman kemudian mengundurkan diri (2003) sebagai PNS di birokrasi untuk bersama-sama ibunya-Ny Hj Hasmi R Modanggu-melanjutkan pengelolaan perguruan tinggi yang telah dirintis ayahnya, yakni ASMI Bina Taruna Gorontalo (1993), STIA Bina Taruna Gorontalo (1999), dan STITEK Bina Taruna Gorontalo (1999).

S2 STIA Bina Taruna Punya Prospek Besar


Yayasan Bina Taruna Gorontalo adalah salah satu yayasan pendidikan yang berhasil mengelola dan mengembangkan tiga perguruan tinggi (STIA Bina Taruna Gorontalo, STITEK Bina Taruna Gorontalo, dan STIM Boalemo) di Provinsi Gorontalo. - Drs H Ibrahim Saman MM - (
Sekretaris Pelaksana Kopertis IX Sulawesi)

Prof Dr HM Basri Wello MA: Jaga Standar Kualitas


Izin pembukaan Program Pascasarjana (S2 Administrasi Publik) merupakan prestasi besar bagi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Taruna Gorontalo, karena ini adalah satu-satunya PTS di Provinsi Gorontalo yang membuka program S2. - Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr HM Basri Wello MA -

Semua Prodi Sudah Terakreditasi


"Program Studi di STIA Bina Taruna, STITEK Bina Taruna, STIM Boalemo, serta Program Pascasarjana STIA Bina Taruna, semua sudah terakreditasi, bahkan prodi Ilmu S1 Administrasi Publik STIA Bina Taruna sudah mendapatkan re-akreditasi," tutur Ketua STITEK Bina Taruna yang juga Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo, Ir H Azis Rachman MM, kepada "Cerdas", di Makassar, Selasa, 24 Agustus 2011.

PTS Pertama Buka S2 di Gorontalo


Mahasiswa S2 Administrasi Publik STIA Bina Taruna kini sudah berjumlah sekitar 260 orang yang terdiri atas berbagai latar belakang profesi, mulai dari birokrat, politisi, akademisi, hingga masyarakat umum dari Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara. Beberapa mahasiswa adalah Ketua DPRD dan Kepala SKPD kabupaten / kota se-Gorontalo. (ist)

PPs STIEM Bongaya Batasi Penerimaan Maba


"Dosen yang mengajar juga hampir semuanya Guru Besar. Minimal doktor. Di antara tenaga pengajar, ada yang kini masih menjabat rektor dan ada pula mantan rektor salah satu perguruan tinggi negeri. Dari Unhas juga ada beberapa orang," ungkap Direktur PPs STIEM Bongaya, Prof Dr H Syamsul Ridjal MM. (int)

PPs Universitas 45 Siap Tampung 300 Maba


Program Pascasarjana (PPs) Universitas 45 Makassar siap menampung mahasiswa baru hingga 300 orang, pada lima program studi, yakni Ilmu Hukum, Administrasi Negara, Perencanaan Wilayah Kota (PWK/Planologi), Manajemen, dan prodi Budi Daya Perairan. (int)