Sabtu, 25 Januari 2014

Universitas Pepabri Cetak 14 Arsitek Baru


ARSITEK BARU. Delapan arsitek baru yang dihasilkan Universitas Pepabri Makassar, Sabtu, 25 Januari 2014, berdiri dari kiri ke kanan, Miswar,  Asniar, Hasrawaty, Tifani Atirah Latief, Satriana Amin, Nur Azridhah Juniarti, Yefrisal, dan Suardi, foto bersama dengan antara lain Ketua Yayasan Pendidikan Dharmawirawan Pepabri Sulawesi Selatan Kol (purn) Drs H Muchlis Agung MSi (duduk ketiga dari kanan), Wakil Rektor I Ir Abdul Sofyan MT (duduk kedua dari kanan), Wakil Rektor II Drs H Arsalam Fatha MSi (duduk keempat dari kanan), dan Dekan Fakultas Teknik Ir Hidayat Marmin MT (duduk paling kanan). (Foto: Asnawin)



----------------

Universitas Pepabri Cetak 14 Arsitek Baru


Universitas Pepabri Makassar mencetak 14 arsitek baru pada tahun akademik 2013/2014. Delapan dari 14 arsitek baru tersebut, mengikuti ujian skripsi dan langsung diyudisium di Hotel Smile Makassar, Sabtu, 25 Januari 2014.

Ke-8 arsitek baru itu ialah Miswar (judul skripsi: Pusat Kegiatan dan Pelatihan Multimedia di Makassar), Yefrisal (Sekolah Tinggi Pariwisata di Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara), Hasrawaty (Terminal Angkutan Darat di Enrekang), dan Tifani Atirah Latief (Makassar Komputer Center).

Selanjutnya, Satriana Amin (Gedung Konvensi Internasional di Makassar; Penekanan Arsitektur Neo-vernakuler), Suardi (Rumah Susun di Makassar dengan Pola Konsolidasi Lahan), Nur Azridhah Juniarti (Galeri Seni Rupa di Makassar), dan Asniar (Kantor DPRD Kabupaten Gowa).

Beberapa di antara mereka yang ditemui memberikan alasan masing-masing dalam menyusun skripsi. Nur Azridhah misalnya, mengaku memilih galeri seni rupa, karena di Makassar belum ada galeri seni rupa.

"Saya memilih menyusun skripsi mengenai galeri seni rupa di Makassar, karena di Kota Makassar memang belum ada galeri seni rupa," tuturnya kepada penulis.

Yefrisal yang berasal dari Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara, juga mengaku memilih menyusun mengenai Sekolah Tinggi Pariwisata di Kota Bau-bau, karena di daerah asalnya itu belum ada Sekolah Tinggi Pariwisata.

Hasrawaty, mengaku memilih menyusun skripsi mengenai terminal angkutan darat di Enrekang, karena terminal angkutan darat di Enrekang sudah ketinggalan zaman dan tidak layak lagi digunakan.

"Kantor DPRD Gowa sudah terlalu kecil dan butuh tambahan ruangan, jadi saya memilih menyusun skripsi tentang Kantor DPRD Gowa," kata Asniar.

Ujian skripsi dan yudisium mahasiswa program studi arsitektur dibuka oleh Rektor Universitas Pepabri Dr Apiaty Kamaluddin Amin Syam dan ditutup oleh Ketua Yayasan Pendidikan Dharmawirawan Pepabri Sulawesi Selatan Kol (purn) Drs H Muchlis Agung MSi. Turut hadir Wakil Rektor I Ir Abdul Sofyan MT, dan Wakil Rektor II Drs H Arsalam Fatha MSi, serta beberapa dosen tim penguji.

"Tahun ini kami menghasilkan 14 arsitek baru dalam dua kali ujian skripsi," ungkap Dekan Fakultas Teknik Universitas Pepabri Ir hidayat Marmin MT, kepada wartawan. (asnawin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar