Jumat, 17 Juni 2011

Dra.Hj. Soesiawan Ma’mun, MM : Mengajar Seni Mentransfer Ilmu Pengetahuan


Kurun waktu dua dasawarsa lebih menjadi dosen, bagi Soesiawan, cukup banyak suka dan duka telah dilewati. Mengajar adalah merupakan seni melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada mahasiswa.




Dra.Hj. Soesiawan Ma’mun, MM :
Mengajar Seni Mentransfer Ilmu Pengetahuan


Impian masa kecil Ketua STISIPOL 17 Agustus 1945 Makassar, Dra.Hj. Soesiawan Ma’mun, MM, ingin menjadi seorang polisi wanita. Cita-cita itu terobsesi lewat pengalaman masa kecilnya, sering menyaksikan polisi wanita bertugas, dengan penampilan berwibawa, cantik dan tegas di zaman ketika itu, polisi wanita masih dapat dihitung dengan jari.

Perjalanan waktu kemudian berbicara lain, ketika tamat SMEA Bulukumba tahun 1977, kedua orang tuanya tidak memberinya restu meniti karier menjadi seorang polisi wanita. Pihak keluarga mengharapkan dirinya menjadi seorang guru. Maka dia melanjutkan studi pada sekolah guru IKIP Ujung Pandang, jenjang D3 ilmu ekonomi.

Setelah dinyatakan lulus kuliah, dia pun ditempatkan menjadi guru pada SMA Negeri 277 Sinjai. Di kota inilah dia memulai meniti karier menjadi seorang pengajar. Wanita kelahiran Buton, 1 Juni 1954, mengaku saat pertama berdiri di hadapan siswa dirinta harus membangun kepercayaan diri yang kuat.

Mengajar di SMA Sinjai, dijalani kurang lebih 5 tahun, hingga kemudian mendaftar menjadi tenaga dosen di jajaran Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan dinyatakan lulus. Sejak 1984, magister manajemen PPs Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini, resmi beralih status dari guru SMA menjadi dosen PTS.

Kampus pertama tempat mengajar adalah STISIPOL 17 Agustus 1945 Makassar. Pengabdian selaku dosen telah dijalani selama 27 tahun. Kampus tempat mengabdi juga tidak pernah berubah.

Karier struktural di kampus yang terletak di Jl. Pettarani Makassar in, dimulai dari bawah menjadi dosen biasa, Puket I dan Puket II sampai kemudian meraih posisi puncak selaku Ketua STISIPOL 17 Agustus 1945 Makassar periode 2007-2011.

Kurun waktu dua dasawarsa lebih menjadi dosen, bagi Soesiawan, cukup banyak suka dan duka telah dilewati. Mengajar adalah merupakan seni melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada mahasiswa.

Kemampuan melakukan trasper pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa adalah menjadi seni dan strategi tersendiri. Masing-masing dosen memiliki caranya sendiri melakukan hal demikian.

Penggunaan alat bantu serta kemampuan diri memindahkan pengetahuan kepada peserta didik adalah hal yang menjadi dambaan semua dosen. Ketika pengetahuan yang dimiliki seorang dosen dengan mudah diterima dan dipahami mahasiswa, maka disitulah letak kepuasan seorang dosen, tandas Soesiawan.

Sukanya menjadi dosen ketika mampu mengantar mahasiswa merampungkan studi dan sukses dibidang profesinya masing- masing. ‘’ Ketika berada dalam suatu perjalanan tiba-tiba ada seseorang datang menyapa dan menyatakan kalau dirinya adalah mahasiswa atau muridnya dimasa lalu ‘’. Perjumpaan dengan pengalaman demikian merupakan suatu kebahagian tersendiri, katanya.

Pilihan hidup menjadi dosen katanya, sehingga menuntut harus belajar sepanjang masa. Ilmu pengetahuan harus selalu disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan masyarakat di sekitarnya. Lanjut studi tidak mengenal batas usia, kini pada usia lewat setengah abad, dia tetap bersemangat kembali menjadi mahasiswa dengan kuliah S3 prodi manajemen PPs UMI Makassar

Soesiawan, salah seorang wanita di jajaran Kopertis Wilayah IX yang mampu meraih posisi puncak. Kampus yang dikelola katanya, membina dua prodi yakni ilmu administrasi dan ilmu pemerintahan. Kedua prodi tersebut terus diupayakan untuk meraih akreditasi dari BAN-PT.

Civitas akademika mempersiapkan syarat adminstrasi dan syarat fisik untuk divisitasi dari pihak BAN-PT. Tenaga dosen dibenahi dengan mendorong para dosen melanjutkan studi ke jenjang S2 dan S3, sarana dan prasarana pembelajaran juga terus dibenahi, termasuk menata perpustakaan kampus dengan koleksi buku cukup memadai, katanya.

Perpanjangan akreditasi BAN-PT merupakan prioritas utama yang dilakukan civitas akademika kampus. Selain itu sedang dipersiapkan untuk menambah satu prodi baru .yakni, ilmu komunikasi. Penambahan satu prodi baru tersebut sedang dipersiapkan segala persyaratannya, sehingga dalam waktu tidak terlalu lama akan segera terwujud, katanya.

Soesiawan lahir di Buton, menjalani masa-masa kecil di Selayar dan Bulukmba. Ketika memasuki usia sekolah dasar, dia menamatkan SD di Selayar, kemudian pindah ke Bulukumba melanjutkan ke SMEP dan SMEA.

Setamat SMEA lanjut studi D3 IKIP Ujungpandang, kemudian merampungkan S1 UMI Makassar, S2 manajemen di PPs UMI Makassar, serta kini sedang merampungkan studi S3 prodi manajemen di almamaternya PPs UMI Makassar. (moh yahya mustafa).

Termuat di majalah CERDAS Kopertis IX Sulawesi edisi April 2011

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, kritik, dan saran-saran Anda di blog Majalah "Cerdas"]

Prof.Dr.Renny M. Sumarauw, M.Si : Profesor Pertama Kopertis di Sulawesi Utara


Gelar profesor menurut Reny membuat senang tetapi pada sisi lain malah menjadi beban. Senang karena mampu mencapai puncak karier seorang dosen. ‘’Saya berharap semoga dosen lainnya lebih termotovasi untuk berkompetisi meraih impian semua dosen jadi profesor ‘’ katanya.



Prof.Dr.Renny M. Sumarauw, M.Si :
Profesor Pertama Kopertis di Sulawesi Utara


Impian karier seorang dosen bagi Prof.Dr.Renny M. Sumarauw, M.Si akhirnya mencapai puncak. DPK pada UKI Tomohon Wenas ini, 1 Desember 2010 menerima SK pengangkatan selaku Guru Besar Bidang Pendidikan di kampusnya. Wanita kelahiran Tambang Manado 1948, mencatat sejarah selaku dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang pertama meraih gelar profesor di Sulawesi Utara

Gelar profesor menurut Reny membuat senang tetapi pada sisi lain malah menjadi beban. Senang karena mampu mencapai puncak karier seorang dosen. ‘’Saya berharap semoga dosen lainnya lebih termotovasi untuk berkompetisi meraih impian semua dosen jadi profesor ‘’ katanya.

Sisi lain menjadi beban, karena dituntut setiap saat menghasilkan karya ilmiah berupa penelitian, buku dan karya lainnya yang terbaru dan bervisioner. Gelar itu mengharuskan saya untuk rajin melakukan penelitian dan menulis buku, katanya.

Hoby doktor ilmu pendidikan dari PPs Brawijaya Malang ini, membaca. Membaca telah menjadi kegemaran, sehingga hampir setiap saat di sela waktu lowong digunakan membaca buku, jurnal dan bahan bacaan lainnya, kata dosen yang mulai mengajar sejak 1981 ini. (yahya).

Dimuat di Majalah Cerdas Kopertis Wilayah IX Sulawesi, edisi April 2011.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, kritik, dan saran-saran Anda di blog Majalah "Cerdas"]