Minggu, 19 April 2009

AMIK Tomakaka Sudah Hasilkan 96 Alumni

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Tomakaka, Mamuju, dalam dua tahun terakhir telah menghasilkan 96 alumni, terdiri atas 63 orang pada 2009 dan 33 orang tahun 2008. Wisuda 63 alumni tahun 2009 dilakukan pada Minggu, 15 Maret 2009, di Mamuju, dihadiri Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof D H Basri Wello MA, Presdir Tomakaka Group, Ahmad Taufan, Ketua Yayasan Tiwikrama, Tri Zulkarnaen Ahmad, Direktur AMIK Tomakaka, Hamdan Dangkang, serta sejumlah undangan.
-------


AMIK Tomakaka Sudah Hasilkan 96 Alumni

Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Tomakaka, Mamuju, dalam dua tahun terakhir telah menghasilkan 96 alumni, terdiri atas 63 orang pada 2009 dan 33 orang tahun 2008.

Wisuda 63 alumni tahun 2009 dilakukan pada Minggu, 15 Maret 2009, di Mamuju, yang dihadiri Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof D H Basri Wello MA, Presdir Tomakaka Group, Ahmad Taufan, dan Ketua Yayasan Tiwikrama, Tri Zulkarnaen Ahmad, Direktur AMIK Tomakaka, Hamdan Dangkang, serta sejumlah undangan.

Acara wisuda juga diisi orasi ilmiah oleh M Tahir Ali, dengan judul “Issue-issue Terkini Teknologi Informasi.”

Koordinator Kopertis IX Prof Basri Wello pada kesempatan itu mengingatkan agar para alumni akademi tidak berhenti dengan ijazah diploma (D3), tetapi harus melanjutkan kuliah minimal hingga sarjana (S1).

“Jangan berhenti di sini, tetapi juga jangan kuliah hanya untuk memburu ijazah. Kuliahlah secara benar di perguruan tinggi yang terakreditasi,” tantangnya.

Terhadap alumni yang berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,67 sekaligus wisudawan terbaik, Basri Wello mengatakan, alumni tersebut harus mampu membuktikan kepada masyarakat bahwa ia memang layak menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,67.

Koordinator Kopertis IX Sulawesi yang berkunjung ke Sulbar didampingi Sekretaris Pelaksana Kopertis IX Sulawesi, Drs H Ibrahim Saman MM, dan Humas Drs Asnawin, juga mengungkapkan beberapa kelemahan sarjana dan alumni perguruan tinggi Indonesia saat bekerja di luar negeri.

“Orang Indonesia yang bekerja di luar negeri banyak yang tidak mampu bekerja di bawah tekanan kerja, sulit bekerja sama dengan orang lain, dan kedisiplinannya rendah,” sebut Prof Basri. (win)

Tabloid CERDAS, Makassar
No. 31, Vol IV, April 2009

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, kritik, dan saran-saran Anda di blog Majalah "Cerdas"]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar